Jalan-jalan kegunung Gede Pangrango yang ga’ mungkin dilupain, tidur, tertawa, mandi, marah, sedih, sombong, lelah, pusing, giting, makan, lapar, semua terasa masih terngiang di kuping sebelah kanan. Meskipun sudah lama terlewati malam takbiran (lebaran haji) di tengah gunung.
Jalan jam 7.00 pagi, naik kereta dari Stasiun Tebet sampai Stasiun Bogor jam 7.30, nunggu kereta ke Sukabumi yang ga taunya jadwal datangnya jam 5.00 sore (ce spasi de.. cape deh..). Mau ga mau kita langsung cabut dari Stasiun Bogor, ke terminal Baranang Siang naik angkot Ke Sukabumi, sampe Sukabumi jam 1.00 siang, trus masih berlanjut naik angkot lagi ke PH.. (Pondok Halimun..), ngaso, beli tiket, beli minum, ngeroko.. , sebentar langsung nanjak keatas.Yang keren tuh sampe diatas ga langsung buka tenda, tapi langsung mandi di air terjun yang jaraknya 25 km dari PH, bayangin jalan yang gelap, menanjak, dan liar ga beraspal.
Trus ketemu air terjun yang dingin-nya dua derajat Celcius, wihh..asyik..mandi, renang, siram-siraman, jurak-jurakan, bercanda dan foto-foto pastinya,
Setelah hari beranjak sore kita turun lagi, jalan lagi, 25 km lagi, cari posisi buat pasang tenda, kerja bakti lagi, bagi-bagi tugas lagi, (gw kebagian masak nasi… plis dong ah), sayangnya kita ngga nikmatin malam pertama di Pangrango, cause.. semua diserang kantuk dan lelah yang parah, jadi cuma ngobrol, ng’rokok (bukan promosi rokok kita mereknya ARJUNA, ABC, dan Marlboro), sambil minum vodka, gitaran di keliling api sebentar trus langsung pada tidur.
Bangun keesok paginya, baru kita sadar ternyata nasi yang dimakan semalam itu warnanya merah, dan berkerak, tapi enak.. he..3x, lanjutkan kegiatan kita rapi-rapi tenda, rapi-rapi lingkungan, mandi dsb, dan di siang hari hujan mengguyur Pangrango, memporak-porandakan tenda yang kita dirikan, sebentar ngga terasa deras, setelah tenda kita jebol, semua barang bawaan kita basah, ngga ada yang sisa, barulah dimulai kejadian yang kita rasakan yang membuat kita jadi seperti terikat erat di batin kita masing-masing.
Segala macam emosi yang ada di dunia ini seolah tertuang dalam satu waktu disini, Sambil marah, sambil gedek, sambil benci, dsb, tapi kita seperti F4 yang dari Taiwan itu, ga bisa memikirkan diri sendiri, semua harus dikerjakan sama-sama, basah-basahan sama-sama, jemur baju sama-sama, dekil-dekilan sama-sama, dsb. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah pemandangan biasa, tapi buat gw bukan pemandangan yang bikin asyik, tapi orang-orang yang disekeliling gw pada saat itu yangmerupakan teman teman terbaik yang sudah berpencaran, yang sudah mulai tentuin jalan hidup sesuai hati kecilnya masing-masing.
Tapi buat gw, inilah orang-orang terbaik di dunia yang pernah ada. Selamat menentukan jalan masing-masing teman-teman, singkirkan semua debu yang menempel ditubuhmu, hantam semua rintangan yang pasti akan kau temukan dijalanmu. Takkan terlupa jasa-jasa mu selama ini…. Merdeka…..
#Aku, Ujang, Imay, Kheray, dan Dakay (sorry for Atto, yang ketinggalan kereta)#